JENAZAH Prajurit Dua atau Prada Lucky Namo dimakamkan hari ini di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapadala Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Seusai pemakaman, ibu almarhum menceritakan dugaan kekerasan yang dialami putranya di barak TNI.
Sepriana Paulina Mirpey mengatakan anaknya mengaku dipukul hingga dicambuk sejumlah prajurit di barak TNI. “'Mama, saya dipukul, saya dicambuk,' kata dia saat lari ke rumah mama angkatnya di Nagekeo dengan tubuh sudah terluka,” ujarnya di Kupang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 9 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prada Lucky meninggal pada Rabu, 6 Agustus 2025, setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Nagekeo, NTT. Ia diduga dianiaya oleh seniornya karena ditemukan sejumlah luka di tubuhnya.
Prada Lucky baru dua bulan menjadi anggota TNI setelah resmi bergabung dengan TNI Angkatan Darat pada Mei 2025. Ia tengah ditugasi di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo.
Menurut Paulina, sejak Prada Lucky pindah ke barak TNI di Nagekeo, anaknya selalu mengabarkan kondisinya dan menceritakan kegiatan mereka. Karena itu, ia gelisah saat tidak mendapat kabar dari anaknya selama dua hari penuh sehingga curiga ada sesuatu telah terjadi pada anaknya.
“Saya lalu berangkat ke sana dan menemukan anak saya dalam keadaan koma,” ucapnya.
Setiba di Nagekeo, Paulina mendapati anaknya sudah dalam keadaan kritis di RSUD Aeramo sejak 2 Agustus 2025.
Mengenai dugaan kekerasan yang dialami putranya, Paulina berharap para pelaku diberi hukuman setimpal sesuai dengan aturan.
Lewat video yang viral di media sosial, ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo, juga menuntut hukuman bagi pelaku penganiayaan putranya. "Hukuman cuma dua buat pelaku: hukuman mati dan dipecat," ucapnya.
Komando Daerah Militer IX/Udayana menyatakan ada 20 prajurit TNI AD yang diperiksa untuk mengusut kasus kematian Prada Lucky. "Dari informasi yang kami terima, ada sekitar 20 orang, tapi dalam kapasitas dimintai keterangan," kata Wakil Kepala Pendam IX/Udayana Letnan Kolonel Infanteri Amir Syarifudin di Denpasar, Bali, Jumat, 8 Agustus 2025.
Amir mengatakan 20 orang yang diperiksa sebagai saksi itu berada dalam satu satuan bersama Prada Lucky bertugas. Dari 20 orang yang diperiksa, ada empat prajurit yang diamankan Subdetasemen Polisi Militer Kupang.
Meski begitu, Amir menyebutkan status keempat orang tersebut belum diketahui secara pasti, apakah diamankan sebagai terduga pelaku atau dalam kapasitas lain karena proses investigasi sedang berjalan. "Empat orang itu kapasitasnya apa? Apakah dia di tahanan sifatnya untuk mengamankan ataukah memang dia terduga (belum tahu). Kami menghormati proses investigasi yang sedang berjalan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengatakan pihaknya akan mengevaluasi sistem pembinaan agar ke depan kejadian serupa tidak terulang. "Peristiwa ini menjadi bahan evaluasi menyeluruh bagi TNI AD untuk melihat kembali sistem pembinaan di semua satuan operasional agar kejadian yang merugikan personel seperti ini tidak terulang," ucap Wahyu kepada awak media di Batujajar, Bandung Barat, Jumat.
Wahyu mengatakan TNI AD tidak pernah menoleransi segala kegiatan, baik dalam bentuk tradisi kesatuan ataupun pembinaan, yang berakibat pada kerugian personel. "Pimpinan selalu mengingatkan bahwa setiap kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah yang bermanfaat bagi pelaksanaan tugas prajurit dan satuan," ujarnya.