Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan terhadap penyerang tengah murni semakin berkurang dalam satu dekade terakhir. Para pelatih dari berbagai tim sudah menemukan resep alternatif untuk tetap dapat berbahaya di depan gawang tanpa hadirnya sosok nomor sembilan.
Pada gelaran Euro 2012, Spanyol membuat geger dengan memainkan Cesc Fabregas, seorang gelandang serang menjadi penyerang tengah. Hasilnya, mereka mampu menjuarai turnamen tersebut dan mengukuhkan gelar major ketiga dalam 4 tahun.
Konsep tersebut kemudian dikenal di era modern sebagai “false nine,” sebuah taktik di mana penyerang tengah difungsikan sebagai pemantul bola dan bukan pencetak gol utama.
Selanjutnya, false nine semakin berkembang dan melahirkan beberapa pemain yang berhasil memainkan peran tersebut dengan baik seperti Thomas Muller, Roberto Firmino, hingga Antoine Griezmann.
Kini, saat berbagai tim sudah tahu cara mengantisipasi taktik false nine, sepak bola kembali mencari sosok nomor sembilan murni untuk meraih prestasi. Mulai dari Alexander Isak sampai Viktor Gyokeres, para mesin gol handal jadi nama panas banyak klub top Eropa untuk didatangkan.
Langkanya Striker Murni di Era Modern
Penyerang tengah murni dengan kualitas jempolan dapat dihitung jari di era modern ini. Beberapa contoh seperti Harry Kane, Robert Lewandowski, hingga Luis Suarez adalah contoh sisa-sisa nomor 9 yang masih bertahan dalam satu dekade terakhir.
Kemudian, nama-nama baru mulai bermunculan dengan statistik tak kalah mentereng. Sebut saja Erling Haaland, Alexander Isak, hingga pencuri sensasi musim lalu, Viktor Gyokeres.
Mereka muncul dan memberikan penampilan tak seperti yang sudah-sudah. Kombinasi antara mobilitas dan keganasan mereka sangat jitu dalam membongkar kompaknya pertahanan lawan.
Atas performa mereka, banyak tim nampaknya kembali memberi panggung pada seorang striker murni. Terlebih lagi, persaingan yang semakin ketat membuat sosok pembeda diperlukan pada tiap pertandingan.
Berubahnya Peran Penyerang di Masa Kini
Saat ini, taktik sepak bola sangatlah dinamis dan menuntut tenaga ekstra dari para pemain. Makanya, banyak pelatih selalu meminta anak asuhnya agar bisa cepat beradaptasi dengan taktik dan mengerahkan seluruh kemampuannya.
Pada pos striker, pemain zaman sekarang tidak hanya diminta untuk dapat mencetak gol, namun juga bisa menghubungkan antar lini dan memiliki kualitas olah bola yang baik.
Selain itu, tidak jarang para pelatih juga meminta pemain depan untuk terus menekan lawan dan menjadi benteng lapis pertama pertahanan tim. Tentunya hal ini sangat jarang terlihat pada penyerang era sebelumnya.
Jadi, penting bagi para penyerang untuk dapat memperbaiki aspek lain di luar kemampuan mereka melesatkan bola ke gawang.
Panasnya Pos Striker di Bursa Transfer
Kembali krusialnya peran striker murni membuat banyak tim mulai memikirkan opsi tersebut. Akibatnya, berbagai nama penyerang tengah sedang dipertimbangkan oleh berbagai tim untuk didatangkan.
Terkini, Arsenal baru saja meresmikan transfer Viktor Gyokeres dari Sporting Lisbon. Penyerang Swedia tersebut berhasil mencetak 54 gol musim lalu di berbagai kompetisi.
Tim lain seperti Liverpool juga sudah mengumumkan Hugo Ekitike sebagai rekrutan penyerang terbaru mereka. Ada juga Chelsea yang berhasil mengamankan tanda tangan Liam Delap dan Joao Pedro.
Masih ada beberapa nama penyerang yang menarik untuk ditunggu bagaimana nasib mereka di musim depan. Pemain seperti Alexander Isak dan Benjamin Sesko saat ini sedang menunggu tawaran resmi untuk dapat pindah ke tim lain.