Liputan6.com, Jakarta - Setelah tiga tahun dikenal lewat teknologi text-to-speech berbasis Artificial Intelligence (AI), ElevenLabs resmi merilis generator musik AI diklaim "cleared for commercial use".
ElevenLabs pun membagikan sampel gratis audio menampilkan beragam genre, termasuk rap, untuk menunjukkan kapabilitas model barunya.
Meskipun demikian, banyak pihak merasa kemampuan meniru suara rap dan gaya dari musisi ternama seperti Dr. Dre dan Kendrick Lamar mencerminkan etika dalam dunia seni.
Walaupun banyak juga tanggapan negatif dari AI pencipta musik, tak dapat dipungkiri teknologi ini membuka pintu kreativitas bagi siapa pun yang ingin bereksperimen tanpa memerlukan keahlian mendalam.
Untuk mengurangi risiko hukum, perusahaan menggandeng Merlin Network dan Kobalt Music Group sebagai mitra lisensi materi pelatihan, sebagaimana dikutip dari TechCrunch, Jumat (15/8/2025).
Perusahaan menegaskan pendekatan ini agar konten yang dihasilkan bisa dipakai di proyek YouTube, film, iklan, hingga gim tanpa drama lisensi.
Kontroversi Musik Ciptaan AI
Sejak lama, musik selalu menjadi salah satu produk sangat sensitif akan hak cipta dengan rentetan permasalahan hukum, pelanggaran hak cipta dapat membuat pusat perhatian bagi masyarakat.
Sebagai contoh, tahun lalu Suno AI dan Udio digugat oleh Recording Industry Association of America (RIIA) atas penggunaan bahan berlisensi tanpa izin.
Salah satu tuduhan dilontarkan, kedua perusahaan tersebut melatih model AI menggunakan bahan musik di bawah naungan perlindungan tanpa adanya izin kepada pemilik.
Kasus yang paling mengundang kontroversi adalah miripnya musik rap buatan AI ElevenLabs dengan gaya artis Kendrick Lamar.
Kasus ini menimbulkan perdebatan sengit mengenai batasan inovasi teknologi dan peniruan kekayaan karya seni intelektual industri kreatif.
Kemunculan masalah inin menunjukkan perlunya regulasi atas kepemilikan karya seni dan penggunaan bahan berlisensi dalam pengembangan AI.
Strategi Jitu Untuk Menghindari Masalah
ElevenLabs mengambil langkah mendukung terhadap kebijakan hak cipta kekayaan intelektual. Dengan menjalin kerja sama bersama tokoh industri musik, ElevenLabs dapat melatih model AI secara legal tanpa bingung akan adanya intervensi hukum.
Sejalan dengan hal tersebut, ElevenLabs menjalin kerjasama dengan Merlin Network dan Kobalt Music Group, dua media penerbitan musik digital yang menaungi musisi dari berbagai genre musik populer.
Merlin sendiri diketahui atas perwakilan artis ternama seperti Adele, Nirvana, dan Mitski, sementara itu Kobalt menjadi perwakilan dari Max Martin, Paul McCartney, The Weeknd.
Meskipun dalam perjalanannya kebanyakan musisi harus sukarela menyetujui penggunaan musik dan bahan mereka untuk kepentingan AI melalui perjanjian lisensi, hal ini jauh lebih baik daripada tidak ada kompensasi.
Sejauh ini, hanya kesepakatan perjanjian lisensi yang dapat menjadi jalan tengah untuk menjembatani perkembangan inovasi teknologi AI khususnya di bidang industri kreatif dengan kompensasi pada kekayaan intelektual musisi.
Harapannya, kolaborasi ini dapat membuka peluang pendapatan baru bagi para musisi di pasar AI melalui kompensasi ataupun royalti, jika berpotensi ada.