Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, puzzle mungkin hanyalah sebuah permainan sederhana yang menguji kesabaran. Namun, di tangan Meliza Maria, penulis yang dikenal dengan karya-karya bertema psikologi, puzzle bertransformasi menjadi metafora mendalam tentang kehidupan itu sendiri.
Melalui novel terbarunya yang berjudul "Tidak Berdiri Sendiri", Meliza mengajak pembaca untuk mengikuti perjalanan batin Lilith, seorang perempuan yang menemukan makna hidupnya justru dari potongan-potongan puzzle yang ia susun.
Setiap kepingan bukan sekadar bagian dari sebuah gambar, melainkan simbol dari pengalaman, tantangan, dan pelajaran hidup yang menunggu untuk ditemukan tempatnya.
Novel ini secara unik memadukan narasi fiksi dengan nilai-nilai psikologi, pengamatan sosial, dan filosofi hidup yang relevan. Kehadiran "Tidak Berdiri Sendiri" menjadi sebuah angin segar di tengah deretan novel yang beredar, sebab ia tidak hanya menghibur, melainkan juga berfungsi sebagai panduan emosional yang membimbing pembaca untuk lebih memahami diri mereka.
Meliza Maria meyakini, melalui Lilith, pembaca dapat merenungi bahwa setiap kegembiraan, kehilangan, dan perjuangan adalah bagian penting dari gambaran besar kehidupan yang sedang kita rangkai. Bahkan, kepingan yang tampak "tidak cocok" di awal, pada akhirnya akan menemukan tempatnya di waktu yang tepat.
"Permainan ini membuatku mengenal diriku sendiri dengan cara yang sangat menyenangkan. Untuk itu aku tahu, aku harus terus merangkai kepingan," ujar Meliza, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.