Liputan6.com, Jakarta Thomas Frank menggambarkan kekalahan Tottenham Hotspur lewat adu penalti dari Paris Saint-Germain di final UEFA Super Cup sebagai “operasi yang berhasil, tapi pasien meninggal.” Spurs sempat memimpin 2-0 melalui gol Micky van de Ven dan Cristian Romero sebelum PSG membalas di menit akhir.
Gol dari Lee Kang-in di menit ke-85 dan Goncalo Ramos di masa tambahan memaksa laga berakhir imbang 2-2 dan dilanjutkan ke adu penalti. Van de Ven dan Mathys Tel gagal mengeksekusi tendangan mereka, sementara Nuno Mendes memastikan kemenangan PSG 4-3.
Hasil ini menggagalkan peluang Tottenham menjadi klub Inggris ketujuh yang meraih gelar Super Cup. Performa impresif dengan formasi baru 5-3-2 justru runtuh di 20 menit terakhir saat PSG bangkit.
Eksperimen Formasi Baru Hadapi PSG
Ditanya soal perubahan formasi, Frank menjelaskan bahwa ia menurunkan Mohammed Kudus berdampingan dengan Richarlison di lini depan. “Saya tahu kami harus melakukan sesuatu yang sedikit berbeda melawan PSG, jadi ini seperti operasi khusus,” ujarnya.
“Kalau dalam istilah medis, operasinya berhasil tapi pasien meninggal. Jadi pada akhirnya tidak terlalu baik. Tapi kami bekerja dengan rencana permainan yang sedikit berbeda dan kami hampir sukses,” tambahnya.
Menurut Frank, hasil imbang 2-2 melawan PSG adalah capaian positif. “Kalau dipisahkan dari adu penalti, itu hasil yang bagus. Mungkin kami perlu berlatih penalti, mungkin itu kunci untuk menang di final,” katanya.
Fokus ke Liga Setelah Banyak Hal Positif
Frank menilai, jika hasil pertandingan diabaikan dan hanya melihat performa, timnya patut diapresiasi.
“Jika semua orang bilang kami akan imbang lalu kalah di adu penalti, orang akan menganggap itu cukup impresif,” ujar Frank.
"Dan ketika melihat penampilan serta usaha mereka [pemain Spurs], luar biasa. Mentalitas mereka sepanjang laga benar-benar hebat"
Tottenham akan memulai musim Premier League musim ini dengan menjamu Burnley pada Sabtu mendatang. Sementara itu, PSG yang kini meraih trofi kelima pada 2025 akan memulai musim Ligue 1 di markas Nantes sehari setelahnya.