Jakarta (ANTARA) - Dalam dunia kuliner, media sosial diramaikan dengan hidangan makanan ikan yang berbeda dari biasanya, yakni candied salmon.
Diketahui candied salmon merupakan olahan ikan yang terasa manis. Lantas, apakah hidangan ini aman dan sehat bagi tubuh? Berikut penjelasannya melansir dari beberapa sumber.
Baca juga: Ahli: Ikan laut kaya akan asam amino esensial yang baik untuk tubuh
Apa itu candied salmon?
Candied salmon merupakan olahan salmon segar yang dipotong kotak memanjang, kemudian diasinkan secara ringan sebelum diberikan lapisan pemanis seperti brown sugar, madu, atau sirup maple.
Setelah proses marinasi, salmon biasanya diasap hingga teksturnya mengeras dan kenyal, mirip dendeng ikan.
Di Alaska, candied salmon sudah lama diproduksi dan dipasarkan. Beberapa perusahaan makanan laut menjualnya sebagai camilan siap santap, seperti produk “smoked salmon candy”.
Dalam proses industri, setiap tahap produksi dilakukan secara ketat, mulai dari pemilihan bahan yang segar, proses brining dengan takaran garam yang tepat, pengaplikasian pemanis alami (seperti brown sugar dan sirup maple), hingga pengasapan pada suhu aman yang memenuhi standar pangan.
Namun, tren di media sosial memunculkan banyak versi rumahan yang berbeda jauh dari metode seharusnya.
Banyak yang hanya mengiris salmon dan memarinasinya dua kali dalam lemari es, selama 24 jam atau lebih. Dimana marinasi pertama menggunakan campuran brown sugar dan garam, sementara marinasi kedua menggunakan sirup maple ataupun madu.
Baca juga: BRIN: Kandungan omega-3 sidat tertinggi, kalahkan salmon dan gabus
Risiko kesehatan
Salmon memang dikenal kaya protein dan omega-3. Namun proses pengolahan yang tidak tepat dapat membuka masalah kesehatan, terutama jika salmon tidak dimasak atau tidak diasap pada suhu aman.
1. Bakteri berbahaya
Salmon mentah dapat menjadi inang bagi berbagai bakteri patogen, seperti Listeria monocytogenes, Salmonella, Shigella, E. coli, Hepatitis A, dan Norovirus.
Bakteri tersebut juga dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala demam dan menggigil, kram perut, diare parah, mual dan muntah, dan dehidrasi
Perlu diketahui, pembekuan tidak dapat membunuh bakteri secara keseluruhan, sehingga salmon yang hanya disimpan di freezer tetap berisiko mengendap bakteri.
2. Risiko parasit
Salmon dari daerah tertentu seperti Alaska dan Jepang memiliki potensi membawa cacing pita (tapeworm). Parasit ini dapat tumbuh hingga 12 meter di usus manusia dan memicu sakit perut, diare, anemia, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Bahkan, infeksi bisa terjadi tanpa gejala yang jelas. Berbeda dari bakteri, parasit dapat mati melalui pembekuan dan pemanasan, tetapi metode rumahan yang hanya memanfaatkan marinasi tidak cukup aman.
Baca juga: Resep salmon panggang sederhana kesukaan Putri Diana
3. Paparan bahan kimia dan logam berat
Baik salmon liar maupun hasil budidaya juga dapat berpotensi mengandung Persistent Organic Pollutants (POPs) dan logam berat seperti merkuri
Selain itu, paparan jangka panjang dari zat ini dikaitkan dengan risiko kanker, gangguan imun, dan masalah reproduksi.
Kemudian, kelompok tertentu sebaiknya tidak mengonsumsi salmon mentah atau olahan yang tidak dimasak sempurna, termasuk ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang dengan imunitas lemah (penderita kanker, diabetes, HIV/AIDS, dll.)
Hal ini disebabkan pada kelompok ini, infeksi bakteri maupun parasit dapat berkembang lebih cepat dan menyebabkan komplikasi serius.
Candied salmon memang memiliki cita rasa unik yang menarik perhatian banyak orang. Namun, tren pembuatan versi rumahan tanpa teknik pengasapan atau pemanasan yang benar, dapat berisiko berat bagi kesehatan.
Salmon mentah rentan membawa bakteri, parasit, hingga kandungan kimia tertentu yang berdampak buruk bagi tubuh.
Jika ingin mencoba, disarankan untuk memilih produk yang dibuat secara komersial dan mengikuti prosedur keamanan pangan.
Sementara untuk versi rumahan, candied salmon perlu adanya teknik pengolahan dengan suhu aman atau metode memasak yang tepat.
Baca juga: Pentingnya pemenuhan gizi seimbang dengan optimalkan sumber daya lokal
Baca juga: Ikan salmon, sumber omega-3 yang kaya manfaat untuk kesehatan
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383686/original/026925400_1760688062-ustaz_derry.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5296243/original/065834400_1753535615-darwin-boaventura-jFQu92NE2YY-unsplash.jpg)






