Jakarta -
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyampaikan BPJS telah menghadirkan sejumlah digitalisasi layanan untuk para peserta JKN. Seluruh layanan tersebut tersedia di dalam satu aplikasi yakni Mobile JKN.
Hal tersebut disampaikan oleh Ghufron Mukti saat tampil menjadi salah satu pembicara dalam Hospital Management Asia (HMA) 2024 pada Rabu (28/08). Menurutnya, HMA 2024 menjadi ajang luar biasa untuk saling berbagi pengalaman dengan negara-negara di Asia, khususnya terkait digitalisasi layanan di bidang kesehatan.
"Saat ini kami terus mengembangkan teknologi informasi untuk mempermudah akses layanan bagi peserta JKN. Ada layanan administrasi non tatap muka berbasis digital seperti Aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Adminsitrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), Voice Interactive JKN (VIKA) hingga BPJS Kesehatan Care Center 165. Kami juga telah menghadirkan superapps bernama Aplikasi Mobile JKN. Bisa dibilang, Aplikasi Mobile JKN ini seperti one stop service karena di dalamnya ada banyak sekali fitur yang bisa digunakan secara mandiri oleh peserta JKN," kata Ghufron dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa fitur dalam aplikasi Mobile JKN antara lain fitur untuk membantu peserta JKN mengurus administrasi kepesertaan mulai dari pendaftaran, perubahan data peserta, layanan informasi/pengaduan, kemudian juga menyediakan antrean online untuk memberikan kepastian waktu kapan peserta JKN dilayani.
Ada pula display informasi ketersediaan kamar rawat inap dan jadwal operasi, skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit kronis, dan juga i-Care JKN untuk mengetahui riwayat pelayanan kesehatan peserta JKN selama setahun terakhir.
Ghufron menjelaskan telah mengembangkan sejumlah inovasi lainnya. Selain itu, Ia mengaku pihaknya telah bekerjasama dengan Kemendagri untuk proses verifikasi dan validasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) dalam aplikasi Mobile JKN tersebut.
"Bersama pemerintah, kami mengembangkan telemedicine untuk memudahkan konsultasi antara dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dengan dokter di rumah sakit dalam menegakkan diagnosis, memberikan terapi, dan mencegah keparahan penyakit. Inovasi lainnya yang kami kembangkan adalah fingerprint untuk meningkatkan efisiensi, keamanan data, dan validitas peserta JKN saat mengakses layanan kesehatan," jelasnya.
"Terbaru, kami bekerja sama dengan Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri mengimplementasikan Face Recognition BPJS Kesehatan (FRISTA) dalam proses verifikasi dan validasi eligibilitas peserta sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP elektronik," sambungnya.
HMA 2024 merupakan ajang tukar pikiran para pemimpin dalam bidang kesehatan di Asia untuk menghasilkan solusi bagi rumah sakit dalam menghadapi tantangan di bidang kesehatan. Acara ini bertemakan 'Keeping Pace with Healthcare Challenges'.
Para pengelola rumah sakit di Indonesia dan para mitra di Asia berbagi ide mengenai transformasi digital, termasuk bagaimana memanfaatkan digitalisasi layanan untuk mengefisiensikan biaya dan mengoptimalkan sumber daya yang ada.
Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Ling Ichsan Hanafi menyebut transformasi layanan kesehatan merupakan tantangan yang dapat dihadapi bersama. Untuk itu, HMA 2024 dapat menjadi wadah tukar pikiran di bidang industri kesehatan.
"Transformasi layanan kesehatan merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi bersama. Karenanya, kami berharap HMA 2024 bisa menjadi wadah yang menyatukan para pemimpin dunia di industri kesehatan untuk bertukar pikiran dan memajukan kesehatan negara-negaranya," tutur Ling Ichsan.
(anl/ega)