Jakarta -
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan pengisian awal waduk atau impounding Bendungan Leuwikeris yang berada di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (15/08/2024).
Bendungan yang masuk ke jajaran proyek strategis nasional (PSN) ini dibangun untuk mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional. Pembangunan Bendungan Leuwikeris ini menelan anggaran hingga Rp 3,5 triliun.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan Bendungan Leuwikeris bertujuan untuk meningkatkan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga. Keberadaan bendungan ini juga ditujukan untuk penyediaan air baku dan mereduksi banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sungai Citanduy belum terdapat bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Basuki, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/8/2024).
Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy Elroy Koyari mengatakan, proses impounding Bendungan Leuwikeris merupakan langkah penting sebelum ke tahap pelaksanaan operasi bendungan.
Impounding dimulai dengan penutupan pintu pengelak guna pengisian waduk. Langkah ini juga sebagai tanda bahwa Bendungan Leuwikeris siap diresmikan.
"Dengan dimulainya impounding, BBWS Citanduy semakin dekat dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan dan ketahanan air bagi masyarakat. Proses pengisian waduk diharapkan berjalan lancar hingga mencapai kapasitas optimal sehingga dapat segera memberikan manfaat bagi masyarakat," kata Elroy.
Bendungan Leuwikeris memiliki total tampungan air seluas 81,44 juta m3, dengan luas area genangan 242,90 ha. Pemanfaatannya antara lain untuk irigasi seluas 11,216 ha yang terbagi ke Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6,600 ha dan DI Manganti di Cilacap seluas 4,616 ha. Bendungan ini juga sebagai sumber air baku dengan kapasitas 845 liter/detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
"Di samping itu, Bendungan Leuwikeris juga berpotensi sebagai pembangkit listrik berkapasitas 2 x 10 megawatt (MW) dan sebagai pengendali banjir. Selain itu Bendungan Leuwikeris dapat dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata dan konservasi air tanah," terangnya.
Elroy mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan Bendungan Leuwikeris sebesar Rp 3,5 triliun. Konstruksinya mulai dilakukan pada 2016 hingga 2024 dan terbagi menjadi 7 paket pekerjaan.
Paket I dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) untuk konstruksi tubuh bendungan utama (main dam), temporary cofferdam, dan fasilitas umum. Paket II oleh PT Waskita Karya-PT Adhi Karya (KSO) untuk galian bangunan pelimpah (spillway).
Kemudian, Paket III dikerjakan oleh PT Hutama Karya untuk pekerjaan galian terowongan pengelak (tunnel divertion), pembangunan jalan akses, dan Jembatan Citanduy. Paket IV dikerjakan oleh PT Waskita Karya-PT Hutama Karya-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) berupa pembetonan spillway dan pekerjaaan electrical serta hydromechanical, perkerasan jalan akses, dan pembangunan Jembatan Cihapitan.
Paket V dikerjakan oleh PT Waskita Karya-PT Adhi Karya (KSO) berupa pembetonan terowongan pengelak, penggalian shaft intake, dan pembangunan Jembatan Cikembang. Lalu, ada Paket VI dan VII yang dikerjakan oleh PP-MARFRI-BAHAGIA BANGUNNUSA KSO untuk konstruksi tubuh bendungan utama (main dam) lanjutan, dan Intake.
(shc/das)