2 weeks ago
5
Jakarta -
Gelaran balap motor paling akbar di dunia, MotoGP Mandalika 2024 membuat harga kamar hotel melejit tinggi. Kemenparekraf mengaku bakal mengecek lagi.
Menjelang dimulainya ajang balap motor tersebut, ada beberapa persoalan yang menyertai seperti hosting fee yang mahal, tiket yang belum terjual sepenuhnya, hingga harga akomodasi yang mahal.
Menanggapi hal tersebut, Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya mengatakan persoalan ini masih dalam tahap pengkajian oleh pihaknya karena terkait beberapa pihak, sehingga ia belum bisa memberikan penjelasan yang terperinci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang di mana sih persoalannya, tapi sekarang sudah mengerucut artinya persoalan pajak-pajak yang melekat dan juga bea masuk. Tetap pajak juga tapi ada pajak penumpang, pajak pembelian, dan rata-rata juga terkait pajak-pajak bea masuk sparepart karena itu juga kan membuat harga menjadi mahal," ujarnya dalam kegiatan The Weekly Brief with Sandi Uno di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Seperti yang diketahui hosting fee helatan tersebut mencapai Rp 231,29 miliar yang belum dibayarkan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain persoalan hosting fee, kendala lain dari balap motor dunia ini yakni tiket yang belum terjual sepenuhnya.
Beredar informasi jika penjualan tiket MotoGP Mandalika 2024 ini tersendat karena harga akomodasi di sana yang melambung tinggi, sehingga membuat calon penonton MotoGP Mandalika 2024 berpikir dua kali untuk membeli tiket tersebut.
Nia kembali mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk segera mencari titik tengah dan jalan keluar agar acara tersebut dapat berjalan lancar. Tentunya juga berdampak secara peningkatan pariwisata dan ekonomi daera tersebut.
"Nanti kita akan susulkan, karena kami akan cek ke InJourney yang menjual tiket dan memang tantangan ya di mana-mana kalau ada event harga hotel akan melambung. Tapi semoga ini kita akan cek kembali ke PHRI melambung itu seberapa tinggi," terang Nia.
"Karena kita kan membuat event di suatu destinasi tuh kan juga untuk perekonomian setempat, untuk mengangkat branding destinasi itu sendiri. Karena itu dia Mandalika kan menjadi satu dari lima destinasi super prioritas supaya tidak terkonsentrasi ke satu destinasi saja," tutup Nia.
Sebelumnya, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Nusa Tenggara Barat, Sahlan M. Saleh menyatakan persoalan akomodasi yang mahal ini sangat mempengaruhi minat penonton untuk menyaksikan MotoGP langsung di Sirkuit Mandalika.
"Tentu berdampak sekali, ini mengurangi minat (penonton) untuk ke Mandalika. Harga kamar yang naik masih di seputaran Mandalika dan sebagian Mataram," ucapnya dikutip dari detikBali.
(wsw/wsw)
