Jakarta -
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar kegiatan Pekan Gerebek Sampah di Muara Kali Adem dan Tanggul Sisi Barat Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. Hari ke-3 kegiatan ini, sekitar 20 ton sampah berhasil diangkut.
"Total volume sampah yang sudah terangkat di hari ke-3 kurang lebih 20m³ atau 20 ton," tulis akun resmi DLH DKI Jakarta, Senin (9/9/2024).
DLH DKI menyebut petugas yang terlibat 100 orang petugas UPS Badan Air DLH dari wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan segmen Ciliwung. Lalu Sudin LH Kepulauan Seribu 30 petugas, Sudin Tamhut wilayah Jakarta Utara 25, Dinas SDA 2 petugas operator alat berat dan 3 orang Dinas Kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan melibatkan 4 unit alat berat exchavator amphibius dari (UPS BA Sudin LH Kepulauan Seribu, SDA), 1 kapal weed harvester (Berky), 5 perahu karet, 6 kapal sampah (samtama & fiber) dan 6 ponton HDPE," ujarnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menghadiri pembukaan Pekan Grebek Sampah di kawasan Rumah Apung, Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Heru pun mengapresiasi atas terlaksananya kegiatan tersebut sebagai wujud kepedulian dan penataan perbaikan kualitas lingkungan di Pluit.
Dalam acara tersebut, Heru didampingi Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI Jonni Mahroza. Kegiatan ini berlangsung atas sinergi Pemprov DKI Jakarta dengan Unhan di bawah naungan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia.
"Sinergi ini dilakukan dalam bentuk pengerukan sedimen untuk meningkatkan kedalaman lokasi labuh kapal, pembersihan sampah, dan penanaman pohon," kata Heru Budi di Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (7/9).
Ia pun berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut. Heru berharap kegiatan untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang nyaman bagi penghuninya ini, dapat terus berkelanjutan.
"Terima kasih kepada seluruh pihak, khususnya kampus Unhan yang telah membantu terselenggaranya kegiatan ini. Kami selalu terbuka untuk bersinergi dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang nyaman bagi penghuninya, terjaga lingkungannya, dan tumbuh perekonomiannya. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus berkelanjutan," ujarnya.
Di sisi lain, Heru menjelaskan bahwa kawasan Muara Angke merupakan wilayah pesisir Jakarta yang sebagian besar penghuninya berprofesi sebagai nelayan. Selain itu, kawasan tersebut berbatasan langsung dengan laut yang menjadikan wilayah ini rentan terhadap banjir akibat penumpukan sampah yang terbawa air sungai dan rob dari air laut.
Maka dari itu, lanjut Heru, untuk meningkatkan kualitas permukiman masyarakat, telah dilakukan penataan hunian masyarakat berupa rumah apung dan penyediaan air bersih oleh Kemhan RI. Penataan kawasan juga terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Kemhan RI terhadap lingkungan dan lahan di sekitar permukiman.
"Selain pengerukan sedimen untuk meningkatkan kedalaman lokasi labuh kapal, kami juga melakukan pembersihan sampah dan penanaman pohon. Penanaman pohon akan dilakukan di lahan hasil pengerukan sedimen seluas sekitar 6.000 meter persegi," tuturnya.
"Tujuan penanaman pohon ini selain dapat menghijaukan kawasan, upaya konservasi, dan mengurangi abrasi, juga dapat menghasilkan produksi," imbuhnya.
(bel/fas)