Ilmuwan Usulkan Bulan Jupiter Ganymede Jadi 'Radar' Materi Gelap Raksasa

Liputan6.com, Jakarta - Misi ruang angkasa ke Ganymede, bulan terbesar milik planet Jupiter, berpotensi mengungkap rahasia terbesar di alam semesta.

Seorang fisikawan dari University of Maryland, William DeRocco, mengusulkan ide ambisius untuk menjadikan bulan terbesar Jupiter tersebut sebagai detektor materi gelap (dark matter) raksasa.

Mengutip New Scientist via Gizmodo, Rabu (3/9/2025), gagasan ini didasarkan pada prinsip fisika sederhana, semakin besar detektornya, sebakin besar pula peluang penemuan.

Dalam proposal yang ia publikasikan di arXiv, DeRocco menyebut kawah di permukaan es Ganymede bisa saja menyimpan jejak partikel materi gelap.

Ia menambahkan, bukti tersebut bisa diamati lewat misi antariksa NASA dan ESA yang tengah mengeksplorasi sistem Jupiter.

Materi gelap sendiri diperkirakan membentuk 85 persen dari total massa alam semesta. Namun, sifatnya yang "tak terlihat" dan interaksinya sangat lemah dengan materi lainnya membuatnya sulit dipelajari.

DeRocco berteori partikel materi gelap berukuran besar bisa menabrak permukaan es Ganymede yang tebal, meninggalkan retakan dalam dan mineral khas.

"Jika Anda menggunakan semacam radar penembus tanah, Anda mungkin bisa melihat kolom es yang meleleh yang menembus hingga ke bawah," jelas DeRocco dalam wawancara dengan New Scientist.

Meski terdengar menjanjikan, ilmuwan lain mengingatkan teori ini masih spekulatif. Bradley Kavanaugh, astrofisikawan dari University of Cantabria di Spanyol, menilai proposal DeRocco masuk akal.

"Tetapi belum ada bukti kuat partikel materi gelap sebesar itu benar-benar ada," kata Bradley. Namun, ia juga menegaskan ide-ide "di luar kebiasaan" semacam ini penting untuk terus diuji.

ganymede jupiterBagi DeRocco, upaya semacam ini justru membuka peluang baru. “Menghadapi misteri terbesar fisika modern butuh keberanian untuk mencoba pendekatan yang tidak konvensional,” ujarnya.

Apabila terbukti, misi ke Ganymede bukan hanya mengungkap sejarah bulan raksasa Jupiter, tetapi juga berpotensi membuka tabir rahasia kosmik terbesar di alam semesta.

Ide-ide seperti ini memang terdengar gila, namun itulah yang dibutuhkan dalam dunia sains.

Para fisikawan sepakat bahwa untuk memecahkan misteri fisika, kita harus berani menguji gagasan-gagasan yang berani dan tidak biasa.

Proposal DeRocco mungkin tidak memiliki bukti definitif, tetapi juga belum ada bukti yang bisa membantahnya. Wacana ini mendorong eksplorasi lebih jauh.

Mungkin di masa depan, ketika wahana antariksa NASA atau ESA telah mengamati Ganymede, kita akan menemukan kawah-kawah yang ternyata menyimpan jawaban atas keberadaan materi gelap.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pencarian materi gelap tak terbatas pada teknologi Bumi, tetapi juga bisa melibatkan objek-objek luar angkasa yang selama ini hanya kita lihat.

Meskipun masih berupa teori, gagasan untuk menggunakan Ganymede sebagai alat pendeteksi materi gelap ini membuka perspektif baru dalam dunia astrofisika.

Ini bukan hanya tentang menemukan partikel tak terlihat, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya alam semesta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah terbesar.

Sains terus berkembang. Apa yang dianggap fiksi hari ini, bisa jadi kenyataan di masa depan. Kita harus menunggu dan melihat apakah NASA atau ESA akan mengadopsi ide DeRocco dan apakah Ganymede benar-benar menjadi saksi bisu keberadaan materi gelap.