Yerusalem (ANTARA) - Israel sedang "mempertimbangkan secara serius" usulan Amerika Serikat (AS) perihal gencatan senjata di Gaza yang juga akan memastikan pembebasan sandera Israel, ungkap seorang pejabat Israel pada Minggu (7/9).
Pejabat yang enggan disebutkan namanya tersebut menyampaikan bahwa rencana itu telah disampaikan kepada Hamas pada akhir pekan dan menggambarkannya sebagai "usulan Presiden Donald Trump".
Saluran berita Israel Channel 12 melaporkan bahwa berdasarkan rencana itu, Israel akan membatalkan serangannya untuk menguasai Gaza City.
Semua 48 sandera yang masih ditawan Hamas di Gaza, termasuk sekitar 20 di antaranya yang diyakini masih hidup, akan dibebaskan pada hari pertama penerapan gencatan senjata tersebut dan ditukar dengan pembebasan ribuan warga Palestina yang ditawan.
Perundingan untuk mengakhiri perang kemudian akan dimulai di bawah mediasi Trump, dengan gencatan senjata tetap diberlakukan selama proses perundingan berlangsung.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam bahwa pihaknya telah menerima beberapa usulan AS dan siap untuk "segera duduk di meja perundingan" guna membahas pembebasan semua tawanan sebagai pertukaran atas "deklarasi yang jelas untuk pengakhiran perang, penarikan penuh (pasukan Israel) dari Gaza, dan pembentukan komite untuk memerintah Jalur Gaza, dengan warga Palestina merdeka, yang dapat segera menjalankan tugas mereka."
Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang (Hostages and Missing Families Forum), yang mewakili kerabat para sandera yang ditahan di Gaza, menyerukan kepada kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu untuk mendukung kesepakatan tersebut.
"Kami menyerukan kepada pemerintah Israel agar mengumumkan dukungan tanpa syarat terkait kesepakatan yang sedang dibentuk tersebut," kata forum itu.
Netanyahu belum memberikan tanggapan terhadap usulan para mediator sebelumnya terkait kesepakatan parsial yang disetujui oleh Hamas bulan lalu.
Di platform Truth Social miliknya, Trump menuliskan: "Israel telah menerima persyaratan dari saya. Kini saatnya Hamas juga menerimanya." Trump juga memperingatkan bahwa penolakan akan menimbulkan konsekuensi.
Israel melanjutkan operasi militernya di Gaza pada 18 Maret. Sedikitnya 11.911 warga Palestina tewas, sementara 50.735 lainnya luka-luka sejak saat itu, menjadikan total kematian sejak Oktober 2023 mencapai 64.455 orang, dengan 162.766 lainnya mengalami luka-luka, ungkap otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Minggu.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.