Bogor -
BPBD Kabupaten Bogor mengungkapkan kronologi dua orang meninggal akibat tertimpa bangunan di Desa Cimayang, Pamijahan. Saat kejadian, kondisi sedang hujan deras disertai angin kencang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani mengatakan peristiwa itu terjadi pada hari Senin (2/9) malam. Bangunan yang ambruk merupakan gudang peralatan pembangunan kolam budidaya ikan hias.
"Pada saat sebelum kejadian, enam orang pekerja sedang ada di dalam bangunan tersebut untuk berteduh," kata Adam, Selasa (3/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nahas, bangunan tersebut ambruk dan menimpa enam orang tersebut. Empat orang berhasil keluar dari reruntuhan dengan kondisi luka-luka, dan dua lainnya meninggal dunia.
"Empat orang pekerja mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan dan berhasil keluar dari reruntuhan, tetapi dua orang pekerja meninggal dunia akibat tertimpa tembok bangunan," tuturnya.
Keenam korban tersebut kemudian segera dilarikan ke RSUD Leuwiliang untuk dilakukan penanganan. Korban meninggal dunia diketahui bernama Pendi (45) dan Santo (40) warga Blitar, Jawa Timur.
"Korban luka-luka Deni (26), Waluyo (38), Suyoto (42), warga Tulungagung, Jawa Timur, dan Imam (44) warga Blitar," bebernya.
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan Desa Cimayang, Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Akibatnya, dilaporkan dua orang meninggal dunia akibat tertimpa bangunan.
"Korban meninggal Bapak P dan W," kata Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaluddin, Senin (2/9).
Selain itu, sebanyak empat orang dilaporkan mengalami luka-luka. Seluruh korban dilarikan ke RSUD Leuwiliang untuk mendapatkan perawatan medis.
"Korban dalam penanganan IGD Bapak S, IG, T, dan W," jelasnya.
Kapolsek Cibungbulang Kompol Heri Hermawan membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan kedua korban merupakan buruh yang sedang membuat kolam.
"Korban semua dibawa ke sana (RSUD Leuwiliang), yang meninggal dua, kebetulan dia buruh membuat kolam di tempat peternakan ikan," kata Heri.
(rdh/zap)