Liburan Baik untuk Kesehatan, Studi: Bikin Awet Muda

Jakarta -

Hasil studi menyimpulkan berwisata mampu membuat individu menjadi tampak lebih muda. Sebab, liburan bermanfaat untuk mental dan juga fisik.

Mengutip Association Press, Minggu (16/9/2024) penelitian itu dilakukan oleh akademisi dari Universitas Edith Cowan di Perth, Fangli Hu.

"Penuaan sebagai sebuah proses, tidak dapat diubah. Meskipun tidak dapat dihentikan, proses ini dapat diperlambat," dalam hasil penelitian.

Penelitian tersebut menjelaskan paparan terhadap budaya, bahasa, lingkungan baru, dan aktivitas santai dapat merangsang respons stres dan meningkatkan laju metabolisme tubuh seseorang. Itulah yang memicu sistem imun adaptif.

Fangli menyebut secara sederhananya sistem pertahanan tubuh menjadi lebih tangguh dengan berlibur.

"Hormon yang mendukung perbaikan dan regenerasi jaringan dapat dilepaskan dan meningkatkan fungsi sistem penyembuhan diri," penjelasan dalam penelitian itu.

Latihan fisik mampu melancarkan peredaran darah, melancarkan pengangkutan zat gizi, dan membantu pembuangan kotoran untuk menjaga penyembuhan diri. Latihan fisik juga bermanfaat bagi tulang, otot, dan persendian juga menunjang sistem anti-keausan tubuh.

Penduduk Australia telah menyadari manfaat waktu istirahat dari kerja bagi kesehatan mental. Perusahaan yang mencantumkan hari libur panjang dalam kontrak kerja dan hanya empat hari kerja seminggu diminati.

Nah, manfaat liburan sebagai antipenuaan itu awalnya terungkap dalam penelitian pertama di dunia yang menggunakan teori entropi dengan korelasi penuaan dan pariwisata.

"Pariwisata merupakan bagian dari gaya hidup sehat yang berpotensi memberikan kontribusi bagi kesehatan fisik dan mental, serta mendorong penuaan yang sehat," kata Fangli.

"Dengan bepergian anda dapat membenamkan diri dalam lingkungan baru, terutama pemandangan terapeutik seperti hujan dan pantai. Hal itu dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental seseorang," dia menambahkan.

Karena berada jauh dan keluar dari rutinitas, individu cenderung lebih aktif, suka petualangan, dan interaktif. Bepergian juga mampu meningkatkan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, mendaki, bersepeda sehingga dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, metabolisme, ketegangan otot, dan banyak aspek fungsi tubuh yang lain.

"Itu dapat memaksa kita untuk berinteraksi dengan wisatawan lain, dengan penduduk setempat atau bahkan dengan hewan dapat meningkatkan suasana hati mereka. Itu dapat mengurangi perasaan kesepian dan dapat meningkatkan fungsi kognitif, bepergian bahkan dapat meningkatkan pola makan sehat - mencoba makanan sehat dan segar," ujar Fangli.

Memang tak semua hal tentang berwisata itu menyenangkan, Fangli juga menyatakan hanya wisata menyenangkan saja yang mampu memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh.

"Hanya pengalaman pariwisata yang positif saja yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Malah yang negatif dapat menyebabkan gangguan kesehatan," kata akademisi itu.

Fangli juga menegaskan manfaat wisata itu kembali lagi kepada individu masing-masing, tak ada standar wisata spesifik seperti apa yang harus dijalani. Yang paling penting adalah traveler bisa menikmati perjalanan wisata yang sedang dilakukan.

(fem/fem)