
Tahukah kamu, luka di mulut bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas, sementara kulit yang terluka biasanya meninggalkan jaringan parut? Para ilmuwan kini mulai memahami mekanisme molekuler di balik kemampuan regeneratif ini.
Biasanya, saat kulit terluka, tubuh melawan mikroba patogen dan menutup luka secepat mungkin. Sel imun dan jaringan ikat bekerja keras, tetapi proses ini meninggalkan bekas jaringan parut yang berbeda dari kulit asli.
Beberapa bagian tubuh, seperti mukosa mulut dan endometrium uterus, mampu sembuh cepat tanpa bekas. Para peneliti ingin mengetahui apa yang membuat regenerasi ini mungkin terjadi.
Ophir Klein, ahli biologi di Cedars-Sinai Medical Center, bekerja sama dengan Michael Longaker, ahli bedah plastik dari Universitas Stanford, untuk meneliti jalur molekuler yang memungkinkan luka mulut sembuh tanpa parut.
Mereka menemukan jalur molekuler khusus yang memungkinkan jaringan beregenerasi alih-alih membentuk parut. Saat dicoba pada kulit wajah, luka sembuh lebih cepat dan bekasnya lebih sedikit, membuka peluang terapi perbaikan kulit baru.
Analisis sel menunjukkan bahwa sel di mukosa mulut bersifat antiinflamasi, membantu regenerasi. Sementara itu, kulit wajah dipenuhi sel yang mendorong pembentukan parut.
Untuk memahami bagaimana sel-sel ini berkomunikasi, tim menggunakan alat komputasi CellChat.
Hasilnya menunjukkan bahwa fibroblas di mulut saling berinteraksi lebih banyak dibanding kulit wajah. Jlur molekuler AXL-GAS6 juga berperan penting dalam mempercepat penyembuhan tanpa parut.
Percobaan lebih lanjut menunjukkan bahwa menghambat FAK, protein yang memicu parut, pada sel kulit wajah membuat luka sembuh lebih mirip luka mulut.
Uji pada sampel manusia menunjukkan pola serupa, yakni luka mulut lebih mudah beregenerasi, sedangkan kulit cenderung meninggalkan bekas.
Penemuan ini membuka peluang terapi regeneratif untuk kulit manusia, meski para ilmuwan berhati-hati karena jalur AXL-GAS6 juga terkait risiko kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan keamanan terapi
"[Studi ini] merupakan percakapan antara kedua laboratorium dan mungkin sesuatu yang tidak akan terjadi sebaik jika salah satu laboratorium mencoba melakukan ini sendiri," ujar Klein, dikutip dari the-Scientist.com
Penemuan ini memberi harapan baru bagi pengembangan perawatan luka yang lebih cepat dan sedikit bekas. Dengan penelitian lanjutan, suatu hari kulit manusia bisa sembuh seefektif luka mulut, agar cepat, bersih, dan tanpa parut. (The-Scientist/Z-2)