Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia tercatat memiliki jalan tol sepanjang 3.020,5 Km pada tahun 2025 ini. Jalan tol ini tersebar di berbagai wilayah, dengan mayoritas berada di Pulau Jawa dan Sumatra.
Tercatat, dari tahun 1978 hingga 2004, jumlah panjang jalan tol di Indonesia 600,62 km. Kemudian pada 2005-2014 ada penambahan panjang tol 189,2 km.
Sedangkan pada tahun 2015, jumlah panjang tol di Indonesia bertambah lagi 132,35 km, di tahun 2016 bertambah lagi 43,69 km dan di 2017 bertambah 156,5 km.
Pada 2018 dan 2019, panjang tol di Indonesia bertambah signifikan yaitu masing-masing 442,6 km dan 522.88 km. Sedangkan di 2020 kembali bertambah 246,12 km, 2021 122,84 km, 142,11 km di 2022, 217,78 km di 2023 dan 76,33 km di 2024.
Sebagian besar jalan tol ini dibangun pada rezim Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Sejak Jokowi dilantik tahun 2014, jumlah tol yang terbangun mencapai 2.103,2 km. Sedangkan pada kurun waktu 1978-2014 hanya ada sekitar 789.82 km tol.
RI Punya 36 Bandara Internasional
Sedangkan untuk bandara internasional, kini Indonesia memiliki 36 bandara internasional yang tersebar di berbagai daerah. Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyebut, sebelumnya dilakukan penutupan ada 34 bandara internasional. Lalu pada 2024 dilakukan penutupan jadi 17 bandara internasional, dan bertahap dibuka jadi 24 dan sekarang jadi 36 bandara.
Penyelenggara bandara harus melalui sejumlah persyaratan untuk mengoperasionalkan bandara internasional, diantaranya harus berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait seperti Kemenhan Kementerian Imigrasi, Kemenkes dan Kemenkeu dan beberapa hal yang harus disiapkan agar sesuai standar bandara internasional.
"Harapan pemerintah ekonomi makin tumbuh, pariwisata tumbuh, efeknya terjadi perputaran dengan masuknya para pelaku ekonomi luar negeri, dan pariwisata berdampak baik. Dengan dibukanya ini, harapannya ngga ada pernyataan lagi untuk datang ke Indonesia sulit, mungkin ada turis datang ke wilayah tertentu misal Jateng, Toba aja. Semakin banyak bandara dibuka, harapan makin banyak orang datang, sesederhana itu, jadi ekonomi dan pariwisata tumbuh," kata Dudy dikutip Jumat (15/8/2025).
Dengan tersedianya bandara internasional harapannya semakin membuka pintu selebar-lebarnya kepada investor asing, turis asing, sehingga dengan mudah dan cepat masuk wilayah RI dan melakukan kegiatan-kegiatan di Indonesia
"Bandara kita siapkan infrastrukturnya, takutnya demand tinggi kita ngga siap, sekarang mumpung demand agak naik kita buka, harapan ini akan menambah demand tinggi dan makin terlayani dengan baik. Kami ngga ingin demand naik kita biarkan, jadi kita kehilangan momentum dan diambil negara lain," sebut Dudy.
Selain itu Pemerintah daerah juga harus menyiapkan berbagai aspek yang berkaitan dengan masalah ekonomi, pariwisata diantaranya hotel dan kesiapan infrastruktur, sehingga pelaku usaha dan wisatawan datang dengan nyaman.
"Misalnya Emirates mereka ngga minta insentif, tapi mereka minta bisa mengoperasikan Airbus 380, kita persilahkan kalau mereka mau nambah Airbus 380 silakan," ujar Dudy.
Foto: Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda. (Dok Ist)
Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda. (Dok Ist)
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jalan Tol Terancam Ditinggal Kendaraan Logistik, Ini Biang Keroknya