Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Indonesia aktif mendorong industri alat kesehatan (alkes) domestik untuk memanfaatkan peluang ekspor.
Fokus utama saat ini adalah produk ventilator dan mesin anestesi, yang telah berhasil diproduksi oleh industri dalam negeri. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing produk alat kesehatan Indonesia di pasar global.
Dalam upaya ini, Kemenperin mengajak produsen lokal untuk berkolaborasi dan memanfaatkan teknologi terkini. Salah satu contoh nyata adalah kolaborasi antara PT Graha Teknomedika (GTM) dan Mindray Medical International Limited, yang telah menghasilkan produk-produk unggulan dalam kategori alat kesehatan.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan, menegaskan bahwa produksi ventilator dan mesin anestesi ini sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0. Sektor alat kesehatan menjadi salah satu pilar transformasi menuju ekonomi berbasis teknologi tinggi, dikutip dari Antara pada Selasa, 9 September 2025.
Performa Ekspor dan Potensi Pasar
PT Graha Teknomedika (GTM) menjadi salah satu produsen yang menonjol dalam inisiatif ini. Kolaborasi dengan Mindray Medical International Limited telah berhasil memproduksi dua jenis ventilator, yaitu V300 dan SV800, serta tiga tipe mesin anestesi, yaitu WATO EX-35, EX-65 PRO, dan A8. Produk-produk ini tidak hanya memenuhi standar nasional tetapi juga berstandar internasional.
Dengan adanya produk-produk ini, GTM dan Mindray berupaya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menembus pasar ekspor. Hal ini menunjukkan bahwa industri alat kesehatan Indonesia mampu bersaing di tingkat global.
Berdasarkan data perdagangan, nilai ekspor mesin anestesi dalam kelompok instrumen dan peralatan elektro bedah menunjukkan peningkatan signifikan. Nilai ekspor melonjak dari 354 ribu dolar AS pada tahun 2022 menjadi 5,84 juta dolar AS pada tahun 2024. Sementara itu, nilai ekspor ventilator mencapai 10,37 juta dolar AS pada tahun yang sama.
Kemenperin mendorong PT Graha Teknomedika dan Mindray Medical International Limited untuk memanfaatkan peluang ini guna substitusi impor dan peningkatan ekspor produk. Ini mencerminkan komitmen kuat untuk mempercepat kemandirian industri alat kesehatan di Indonesia.
Kolaborasi dan Transfer Teknologi
Kolaborasi antara GTM dan Mindray tidak hanya melibatkan investasi finansial, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Mindray berkontribusi dengan platform teknologi kelas dunia, desain produk, serta pelatihan tenaga kerja. Sementara itu, GTM berinvestasi dalam infrastruktur produksi modern dan kontrol kualitas.
Direktur Marketing dan Keuangan PT Graha Teknomedika, Febie Yuriza Poetri, menyatakan bahwa peluncuran produk baru ini menjadi simbol kebangkitan industri alat kesehatan Indonesia menuju kemandirian dan daya saing global.
Fasilitas produksi GTM telah memenuhi standar internasional ISO 13485, dilengkapi dengan peralatan produksi dan pengujian untuk ventilator dan mesin anestesi. Target kapasitas produksi mencapai 5 juta unit per tahun, yang tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga untuk pasar ekspor.
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Dalam hal tenaga kerja, tahap awal rekrutmen telah melibatkan 20 tenaga kerja lokal yang dilatih sebagai operator, engineer, peneliti, hingga tenaga ahli yang menguasai teknologi tinggi. Jumlah tenaga kerja ini direncanakan akan terus meningkat seiring dengan eskalasi kapasitas produksi.
Produk ventilator SV300 dan SV800, serta mesin anestesi seri WATO EX, telah mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen, sesuai dengan regulasi Kementerian Perindustrian. Dengan capaian TKDN ini, produk-produk tersebut berhak masuk kategori prioritas dalam e-Katalog pengadaan pemerintah.