Jakarta (ANTARA) - Lebih dari dua ribu jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), bertepatan momentum perayaan HUT Ke-80 RI, mengikuti doa bersama agar alam Indonesia senantiasa terpelihara dengan baik di Taman Proklamasi, Jakarta, Senin.
"Hari ini ada lebih dari dua ribu jemaat HKBP dan juga pencinta lingkungan berdoa bersama di sini dengan tujuan utama supaya alam Indonesia ini terpelihara dengan baik, jauh dari bencana," kata Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan kepada wartawan di lokasi tersebut.
Menurut pemimpin HKBP itu, penyelenggaraan doa bersama di tengah momentum perayaan HUT RI termasuk wujud langkah tindak lanjut memperjuangkan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia agar menyentuh sisi kelestarian alam.
Selama ini, menurut Victor, belum semua masyarakat di tanah air merdeka dalam menikmati alam yang lestari.
Baca juga: Menag dan Ephorus HKBP serukan jaga lingkungan hidup
"Ini harus kita tindak lanjuti dengan usaha kita supaya kemerdekaan itu betul-betul dinikmati oleh seluruh masyarakat dan juga alam Indonesia ini lestari," kata dia.
Ia mencontohkan kenikmatan alam yang lestari yang belum dirasakan oleh segenap elemen Bangsa Indonesia ada di Tapanuli Raya, Sumatera Utara, akibat keberadaan PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Victor menyampaikan bahwa keberadaan perusahaan itu telah membawa sejumlah dampak negatif bagi masyarakat di sekitarnya, di antaranya terjadinya bencana tanah longsor dan banyaknya ikan yang mati akibat pestisida.
"Sejak berdirinya, sudah ada korban jiwa, tanah longsor. Yang kedua, karena tutupan hutan itu berkurang drastis, maka berulang kali terjadi bencana, tanah longsor dan sungai-sungai kecil sudah mati, dan juga dengan pestisidanya TPL, ikan-ikan juga banyak yang mati," kata dia.
Sejalan dengan itu, Victor menyampaikan bahwa HKBP menyerukan penutupan PT TPL karena keberadaannya lebih banyak memberikan dampak negatif daripada dampak positif.
Baca juga: HKBP kunjungi PBNU bahas kerusakan lingkungan
"Nah ini korban sosialnya, korban ekologinya sampai sekarang itu. Itu makanya tiba pada kesimpulan bahwa kehadiran PT TPL itu jauh lebih banyak dampak negatifnya ketimbang positifnya," ucap dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.