Liputan6.com, Jakarta Tidur bukan sekadar rutinitas melepas lelah, melainkan salah satu cara paling penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Penelitian menunjukkan tidur berkaitan dengan pencegahan penyakit jantung, menjaga berat badan tetap seimbang, dan memperkuat imunitas tubuh.
Sebagian percaya tidur cukup lima jam saja, ada pula yang menganggap mendengkur tidak berbahaya, hingga meyakini tidur siang bisa menggantikan kurang tidur di malam hari. Pandangan yang keliru ini justru bisa merugikan kesehatan.
Selain itu, kebiasaan tidur yang baik bukan hanya soal durasi tetapi juga kualitas. Pola tidur yang konsisten, lingkungan tidur yang nyaman, dan kebiasaan sebelum tidur turut menentukan seberapa besar manfaat yang bisa dirasakan tubuh.
Para pakar menegaskan penting bagi masyarakat untuk membedakan fakta dari mitos. Dengan memahami informasi yang benar, risiko gangguan tidur maupun penyakit terkait bisa ditekan.
Mitos 1: Ada Orang yang Hanya Butuh Lima Jam Tidur
Faktanya, hanya sekitar 1% orang yang benar-benar bisa berfungsi normal dengan 5 hingga 6 jam tidur secara rutin.
“7 atau 8 jam tidur direkomendasikan untuk kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal,” kata profesor psikologi dan ilmu saraf di Baylor University, Michael Scullin, Ph.D.
Kekurangan tidur secara terus-menerus dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah daya ingat.
Scullin juga menambahkan banyak orang merasa baik-baik saja meski tidur kurang dari tujuh jam, padahal dampaknya bisa menumpuk dan mengganggu kesehatan fisik maupun mental.
“Ketika orang yang tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam mulai mendapatkan waktu tidur sesuai rekomendasi, sering kali kesejahteraan mereka meningkat,” katanya.
Mitos 2: Pil Melatonin Aman Dikonsumsi Karena Alami
Kenyataannya, meski dalam dosis kecil melatonin relatif aman, penggunaan berlebihan bisa menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, tekanan darah tidak stabil, kantuk di siang hari, hingga muntah.
“Bahkan dalam dosis yang dianjurkan (antara 0,3 mg hingga 5 mg satu hingga dua jam sebelum tidur), melatonin dapat menyebabkan kantuk di siang hari atau gangguan pencernaan seperti mual,” ujar Rashad Ramkissoon, M.D., dari Houston Methodist Primary Care Group.
Selain itu, menurut dokter spesialis tidur di University at Buffalo School of Nursing, Carleara Weiss, Ph.D., R.N., melatonin juga bisa berinteraksi dengan obat kontrasepsi maupun obat tekanan darah, serta sebaiknya tidak digunakan saat kehamilan.
Ia menegaskan konsumsi melatonin sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, termasuk jika ingin memberikannya pada anak.
Mitos 3: Tidur Siang Bisa Menggantikan Kurang Tidur Malam
Faktanya, tidur siang tidak bisa sepenuhnya menggantikan tidur malam. Walau bisa membuat tubuh terasa lebih segar sesaat, tidur singkat biasanya tidak melewati seluruh siklus tidur sehingga manfaat penting seperti fase tidur dalam (stage 3) untuk memperkuat imun dan memperbaiki jaringan tubuh bisa terlewat.
“Tidur siang juga bisa berdampak buruk jika Anda mengalami insomnia atau sleep apnea, karena dapat membuat waktu tidur malam semakin sulit sehingga menganggu ritme sirkadian,” kata dr. Ramkissoon.
Menurut Weiss, tidur siang sebaiknya dilakukan secara bijak: cukup 30 menit sebelum pukul 3 sore, agar tidak menimbulkan rasa lemas atau menganggu tidur malam.
Mitos 4: Mendengkur Tidak Masalah Jika Tidak Menganggu Pasangan
Faktanya, mendengkur bisa menjadi tanda sleep apnea. “Suara itu muncul karena ada sumbatan pada saluran pernapasan,” jelas Scullin.
Kurangnya oksigen membuat seseorang terbangun berulang kali dalam satu jam, sehingga aliran darah terganggu dan berisiko menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kondisi ini menjelaskan mengapa sleep apnea meningkatkan risiko penyakit jantung, serangan jantung, diabetes, hingga kematian dini.
“Tidak semua orang yang mendengkur memiliki sleep apnea, tetapi gejala kantuk berlebihan di siang hari, sakit kepala pagi, dan tekanan darah tinggi perlu diwaspadai,” kata wakil presiden riset dan urusan ilmiah di National Sleep Foundation, Joseph Dzierzewski, Ph.D.
Mitos 5: Bisa Tidur Cepat Artinya Hidup Tanpa Beban Pikiran
Pernyataan ini tidak selalu benar. Meski tampak menyenangkan, langsung tertidur begitu berbaring bahkan bisa jadi tanda adanya gangguan tidur yang tidak terdiagnosis.
“Itu bisa berarti Anda tidak mendapatkan tidur yang berkualitas,” kata Weiss.
Dzierzewski menambahkan jika seseorang merasa segar di siang hari, tidur cepat mungkin tidak jadi masalah. Namun, jika sering mengantuk bahkan sampai tertidur di tempat umum atau saat bekerja, hal itu bisa menjadi sinyal bahwa tidur malam sebenarnya tidak berkualitas.
“Jika Anda sering merasa mengantuk di siang hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter karena itu petunjuk adanya masalah tidur,&r...