
Oleh Ratna Puspita
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Perselingkuhan selalu menjadi topik yang mengundang emosi. Bagi sebagian orang, ia adalah titik balik yang mengubah hidup. Namun, bagi yang lain, ia menjadi luka yang tak pernah benar-benar sembuh. Namun, di antara cerita duka itu, selalu ada kisah tentang ketahanan, keberanian, dan kebangkitan.
Hal itu yang terungkap dalam acara MDTV Goes to Campus with La Tahzan bertema The Anatomy of Betrayal: Understanding the Complexity of Infidelity di Aula Gedung B Lantai 3 Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Selasa (12/8/2025).
Acara itu menghadirkan aktris, yang juga pemeran utama dalam film La Tahzan, Marshanda. Tidak sekadar mempromosikan film terbarunya, Marshanda membagikan rumus sederhana untuk menjaga kesehatan mental saat dihantam badai pengkhianatan, yakni AADR atau Admit, Aware, Detox, dan Reborn.
Bagi Marshanda, admit berarti mengakui bahwa diri kita terluka. Banyak orang memilih menyangkal rasa sakitnya, mungkin karena takut terlihat lemah atau karena berharap semuanya akan membaik dengan sendirinya. Namun, ia menegaskan, tanpa pengakuan, proses penyembuhan tak akan pernah dimulai.
Tahap berikutnya adalah aware, yakni menyadari nilai-nilai hidup dan hal-hal yang kita cintai. Kesadaran ini memberi arah pada langkah kita, menjadi pedoman yang memandu ke luar dari kegelapan. Dari titik inilah, seseorang memiliki energi untuk masuk ke tahap detox atau pembersihan racun.
Racun yang dimaksud Marshanda tidak hanya berupa kata-kata kasar atau kekerasan fisik. Ia dapat hadir dalam bentuk interaksi sehari-hari yang perlahan-lahan mengikis rasa percaya diri dan merusak ketenangan batin. Detox berarti berani menyingkirkan pengaruh buruk, bahkan jika itu berarti menjaga jarak dari orang-orang yang dulu kita anggap dekat.
Baru setelah itu kita sampai pada reborn atau terlahir kembali sebagai versi terbaik diri sendiri. Bagi Marshanda, fase ini adalah titik ketika kita kembali membuka diri pada hubungan dan kesempatan baru, tetapi dengan pondasi yang lebih kuat.
Dalam film La Tahzan, Marshanda berperan Alina di La Tahzan. Alina adalah istri salehah yang hidupnya berantakan setelah suaminya berselingkuh dengan pengasuh anak mereka.
Ketika pertama kali menerima skenario La Tahzan, Marshanda mengaku kebingungan karena tidak pernah memiliki pengalaman seperti Alina. Dengan menempatkan dirinya di posisi Alina, Marshanda belajar memahami luka yang belum pernah ia alami secara langsung.
“Ada rasa marah, denial, kecewa, sakit hati, enggak dianggap. Aku perlu riset untuk memahami yang sama dengan Alina,” katanya.
Acara itu juga menghadirkan Elmand, yang berperan sebagai Anggi, yakni sahabat sekaligus manajer Alina. Elmand menggarisbawahi pentingnya komunikasi dan mindfulness dalam menjaga kesehatan mental. Menurutnya, komitmen dalam hubungan harus selalu disadari dan dijaga, bukan hanya diucapkan di awal.
Sementara itu, psikolog sekaligus dosen Program Studi Psikologi UPJ Maria Jane T Simanjuntak menjelaskan bahwa kesadaran (awareness) sebagai langkah pertama yang krusial. Ia juga menegaskan pentingnya peran orang terdekat korban untuk hadir tanpa memaksakan nilai pribadi. Kehadiran yang tulus, kata Maria, bisa membantu korban menemukan kekuatan untuk bangkit.
Associate Producer La Tahzan, Dian Sasmita, menjelaskan bahwa film La Tahzan terinspirasi kisah nyata tetapi dikembangkan agar berbeda dari film bertema serupa seperti Ipar adalah Maut. CCO MD Entertainment, Astrid Suryatenggara, menambahkan bahwa La Tahzan bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi.
Film La Tahzan mengangkat kisah yang relatable, memadukan unsur drama, thriller, dan komedi, sekaligus menghadirkan plot twist yang tak terduga. Pesannya jelas, yakni kesetiaan adalah nilai yang harus dijaga, dan kekuatan perempuan sering kali muncul di tengah badai kehidupan.
Pelajaran dari Marshanda, Elmand, dan Maria Jane ini melampaui layar bioskop. Kita mungkin tak bisa menghindari badai yang datang, tetapi kita bisa memilih bagaimana meresponsnya. Empat langkah ini, yakni mengakui, menyadari, membersihkan, dan lahir kembali, mengingatkan kita bahwa kesehatan mental adalah bentuk cinta tertinggi pada diri sendiri.
La Tahzan mulai tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025. Acara MDTV Goes to Campus with La Tahzan merupakan bagian dari promosi film La Tahzan. Acara ini dimoderatori oleh Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UPJ Naurisa Biasini, MIKom.
Film La Tahzan mengisahkan Alina (Marshanda) yang memiliki keluarga harmonis dan penuh cinta. Namun, kehadiran pengasuh baru di rumahnya menjadi ancaman besar. Situasi ini memaksanya memilih antara melepaskan atau berjuang mempertahankan keutuhan keluarganya.
Film ini diproduseri Manoj Punjabi, disutradarai Hanung Bramantyo, dan ditulis Hanan Novianti di bawah produksi MD Pictures. Pemeran lainnya meliputi Deva Mahenra, Ariel Tatum, Rachel Mikhayla, Asri Welas, Benidictus Siregar, Patricia Gouw, Reza Nangin, Ayu Dyah Pasha, Elma Theana, Elmand, dan Rukman Rosadi.
Ketika La Tahzan tayang pada 14 Agustus 2025, saya percaya film ini akan mengajak penonton bukan hanya untuk mengikuti alur cerita, tetapi juga untuk merenungkan perjalanan mereka sendiri dalam menghadapi luka. Karena di balik setiap pengkhianatan, selalu ada peluang untuk bangkit, menjadi lebih kuat, dan menulis bab baru kehidupan dengan hati yang lebih tegar. (*)