8 Fakta tentang Rumah Bersejarah Djiaw Kie Song di Rengasdengklok

13 hours ago 6

Jakarta -

Rumah Djiaw Kie Siong, saksi sejarah kemerdekaan, kini dikelola generasi ketiga. Berikut fakta dan nilai budaya pada rumah yang menjadi cagar budaya itu.

Rumah itu memiliki makna penting sebagai bagian dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di sanalah golongan muda mendesak Sukarno dan Muhammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Selain terkait dengan sejarah kemerdekaan, ternyata rumah yang ada di Karawang itu juga menyimpan sejumlah fakta lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa fakta menarik tentang rumah bersejarah Djiaw Kie Siong:

1. Sejarah penting

Rumah itu menjadi lokasi pengamanan Sukarno dan Hatta sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pada 16 Agustus, Sukarno dan Hatta dibawa ke rumah Djiaw Kie Siong oleh golongan muda.

Saat itu, kekalahan Jepang sudah disiarkan lewat radio Sekutu. Golongan muda, antara lain Sjahrir, Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, dan B.M. Diah menemui Soekarno dan Hatta selaku golongan tua yang dipercayai sebagai pemimpin PPKI.

Dalam perbincangan itu, Soekarno dan Hatta masih ragu dan tetap menginginkan agar proklamasi kemerdekaan harus dibicarakan oleh anggota PPKI lebih dahulu karena tidak ingin salah langkah dalam mengambil keputusan.

Golongan muda bersikeras mengamankan Soekarno dan Hatta agar tidak bertemu dan mendapat pengaruh dari pihak Jepang untuk menunda proklamasi kemerdekaan.

Pada 16 Agustus 1945 pagi hari, Soekarno dan Hatta dibawa oleh golongan muda ke Rengasdengklok. Dipilihnya Rengasdengklok sebuah kota di Jawa Barat karena hanya berjarak 80 km dari Jakarta dan dianggap aman karena dekat dengan markas PETA (Pembela Tanah Air).

Pemilihan Rengasdengklok sebagai lokasi pengamanan Soekarno dan Hatta juga didasari atas pertimbangan taktik militer. Sebab, daerah Rengasdengklok dianggap bebas dari kekuasaan dan pengawasan pihak pemerintah militer Jepang dan memiliki akses yang banyak untuk evakuasi jika terjadi sesuatu.

Di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong, seorang petani yang bersimpati terhadap pergerakan kemerdekaan Indonesia.

2. Asal-usul dan pemilik

Djiaw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa, lahir pada tahun 1880 dan merupakan pemilik rumah yang juga memiliki sembilan anak. Rumah bersejarah itu dulu berada Kalimati, namun sekarang ada di lokasi berbeda.

3. Pemindahan rumah

Awalnya rumah itu terletak di desa Bojong, kemudian dipindahkan ke Kalimati pada tahun 1957 akibat abrasi Sungai Citarum. Rumah itu dipindahkan dengan proses yang melibatkan bongkar pasang bagian-bagian rumah.

4. Desain arsitektural

Rumah itu memiliki ciri khas arsitektur Tionghoa, termasuk atap limasan dan dinding kayu bercat hijau muda, serta lantai ubin terakota.

5. Kondisi terawat

Rumah bersejarah itu hingga saat ini masih dalam kondisi baik, berkat upaya pemiliknya, Bu Yanto, yang terus menjaga keaslian bangunan dan melestarikan nilai sejarahnya. Meskipun belum ada bantuan dari pemerintah setempat, kebersihan dan keasrian rumah tetap terjaga, traveler!

6. Fungsi multidimensional

Selain sebagai tempat wisata sejarah, rumah ini berfungsi sebagai museum yang memamerkan artefak sejarah dan informasi tentang keluarga Djiaw Kie Siong serta pengetahuan tentang etnis Tionghoa di Indonesia.

7. Kegiatan edukasi

Rumah itu menjadi pusat informasi dan pendidikan sejarah, di mana pengunjung dapat belajar tentang peristiwa Rengasdengklok dan peran keluarga Djiaw Kie Siong dalam sejarah Indonesia.

8. Warisan budaya

Rumah Djiaw Kie Siong bukan hanya sekadar bangunan, tetapi juga simbol pertemuan budaya Tionghoa dan Indonesia, memperkuat pemahaman tentang keragaman budaya di Tanah Air.


(fem/fem)

Read Entire Article