Pulau Kucing di Jepang Nyaris Punah, Kucing dan Warlok Menua

15 hours ago 5

Jakarta -

Jepang memiliki pulau yang dijuluki pulau kucing karena banyak kucing di sana. Sayangnya, Pulau Kucing tersebut terancam punah.

Melansir Soranews24, Selasa (24/9/2024), salah satu pulau kucing yang terkenal ada di Aoshima. Pulau itu bisa dicapai dengan perjalanan 30 menit dengan feri di lepas pantai Ozu dari Kota Ozu di Prefektur Ehime, Jepang.

Namun, baru-baru ini muncul spekulasi semua kucing di pulau itu terancam punah dalam beberapa tahun ke depan. Spekulasi itu muncul hanya dalam tempo enam tahun setelah pulau tersebut mulai melakukan sterilisasi dan pengebirian kucing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah itu merujuk rekomendasi Masyarakat Perlindungan Kucing Aoshima yang menganggap bahwa kucing di sana terlalu banyak. Saat itu, terdapat 130 ekor dan warga yang tinggal di sana hanya lima orang.

Sudah begitu, penduduk di pulau rata-rata berusia 75 tahun.

Salah satu warga Aoshima yang juga penyayang kucing adalah 'Cat Mama'. Dia akrab disapa degan Cat Mama karena rutin menyediakan perawatan untuk para kucing.

Setiap hari, ia membersihkan kotoran kucing-kucing liar di jalanan di seluruh pulau seluas 0,49 kilometer persegi.

Dulu, pulau dengan kucing-kucing itu menarik wisatawan. Tetapi, kondisi tidak selalu ideal. Jumlah kunjungan turis yang naik turun ikut mempengaruhi kesejahteraan kucing-kucing di pulau itu.

Sayangnya, jumlah kunjungan turis cenderung menurun belakangan ini. Bukan cuma karena minat wisatawan untuk mengunjungi pulau itu menurun, namun perjalanan perahu memang kerap dibatalkan karena saat cuaca buruk.

Tanpa wisatawan, kucing-kucing itu terancam kelaparan. Cat Mama (73) pun mulai berhemat. Dia menyimpan makanan untuk kucing sepanjang tahun agar mereka tidak kelaparan.

Sejak 2013, Cat Mama telah berperan dalam menyediakan tempat yang aman bagi hewan berbulu tersebut. Namun, karena usianya yang semakin menua, para kucing pun juga ikut terancam.

"Saat 'Cat Mama' meninggalkan pulau ini karena usia yang sudah tua, maka itulah akhir dari Cat Island," tulis akun @aoshima_cat di X (sebelumnya Twitter).

Diperkirakan hanya ada dua tahun tersisa untuk Pulau Kucing. Itu bukan hanya karena penghuninya yang menua, tetapi juga karena kucing di sana pun menua. Adapun setiap kucing di sana telah berusia lebih dari tujuh tahun.

Pulau itu bukan sepi penduduk sejak lama. Dulu, pada tahun 1960, pulau tersebut dihuni oleh 655 orang. Lama-kelamaan pulau itu kehilangan penduduk. Dalam beberapa dekade setelahnya, penduduk setempat pergi ke daratan.

Mereka meninggalkan kucing peliharaan. dalam prosesnya, kucing-kucing itu beranak-pinak di pulau itu dan mengakibatkan pulau tersebut dipenuhi kucing liar dari rumah yang ditinggalkan.

Jumlah penduduk manusia dan kucing di pulau tersebut pun berada di titik terendah. Kelayakan hunian pulau di masa depan juga turut dipertanyakan. Kendati hal ini memberi kesedihan di para warga Jepang, namun mereka pun berusaha memahami situasinya yang pelik.

"Menyedihkan, tetapi... mau bagaimana lagi. Saya tidak tahu bahwa hanya ada lima orang di pulau itu. Saya ingin mengunjunginya," kata seorang warga.

"Jadi begitulah nasib pulau kucing. Sulit ketika kucing-kucingnya terus bertambah, tapi sedih rasanya melihat mereka pergi," tulis yang lain.

"Jika kita bisa menemukan penerus yang menyukai kucing dan bisa merawat mereka, mungkin akan tiba saatnya Pulau Kucing dihidupkan kembali?" yang lain berharap.


(wkn/fem)

Read Entire Article