Makan Berlebihan saat Stres? Bisa Jadi Emotional Eating

2 months ago 26
Game Demo Mahjong Ways 2, Antara Fakta dan Mitos: Menang di Game Demo Sama Dengan Akun Terbaik
Fenomena "Beginner's Luck" di Server Thailand: Pandangan dari Master Cun
Inilah 3 Zodiak yang Akan Mendapatkan Kemenangan Beruntun di Mahjong Ways Pada Bulan Oktober Ini
Inilah Beberapa Fakta Mengejutkan Mengenai Scatter Hitam di Mahjong Ways
Mengatasi Stress Berlebihan Bersama WINJUDI: Mahjong Ways Permainan Menurunkan Tingkat Stress
Sisa Hidup Bahagia hingga Tutup Usia: Kumpulkan Dana Masa Tua Dari Mahjong Ways
Metode Terbaru Dari Komunitas Game Online Thailand: Terapkan Pola dan Jam Berikut Ini Di Semua Server! Pasti Menang?
Financial Freedom Sudah di Depan Mata: Tips dan Trik Mahjong Ways Ini Akan Merubah Hidup Anda Menjadi Kaya Raya
Jatuh Cinta Pada Kemenangan Pertama: Temukan Panduan Menang Besar di Mahjong Ways
Capek Selalu Kalah di Mahjong Ways? Cobain 5 Pola Terbaik ini Supaya Kamu Menang Terus!

Jakarta -

Stres menjadi hal yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Bisa stres karena pekerjaan, kehidupan, hingga masalah percintaan.

Umumnya, stres bisa diungkapkan melalui rasa marah atau menangis. Namun, beberapa orang mungkin mengalihkannya dengan makan lebih banyak dari biasanya.

Emotional healing and emotional eating coach, Nina Nikicio, menjelaskan kondisi seperti itu bisa jadi karena emotional eating. Ini adalah kondisi saat seseorang makan, tapi tidak untuk mengatasi rasa lapar sebenarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya makan, tapi bukan untuk memuaskan rasa lapar fisik, tapi rasa lapar emosional. Biasanya terjadi di waktu-waktu normal untuk makan atau waktu makan manusia. Umumnya kita makan saat sarapan, makan siang, dan makan malam," jelas Nina saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).

"Tapi, mungkin di tengah-tengah waktu itu ada 'ledakan' seperti, 'kok gue pengen ngunyah ya', itu namanya emotional eating," sambungnya.

Nina menjelaskan emotional eating setiap orang bisa berbeda-beda. Ada yang cenderung akan lebih banyak makan, misalnya ingin yang manis-manis atau makanan pedas.

Menurut Nina, itu tergantung bagaimana mereka mendapatkan suasana hati yang nyaman. Meski begitu, kondisi tersebut masih bisa dikendalikan dengan baik, salah satunya dengan mengontrol emosi.

"Paling utama itu mengenali emosi tersebut, sadar dulu sama emosinya, ini yang kadang-kadang kita tidak sadari. Jadi perlu disadari dulu kenapa aku begini, dari mana asalnya kebiasaan ini, atau dari gaya hidup yang dicontohkan orang tua kita dulu," terang Nina.

"Bisa juga karena kebiasaan seperti kalau lagi nonton TV biasanya pengen ngunyah keripik. Semua ini adalah bagian dari emotional eating," pungkasnya.


(sao/suc)

Read Entire Article