Pelaku Sempat Rencanakan Bunuh Ibu Anak Perempuan Dililit Lakban di Lebak

3 hours ago 1

Cilegon -

Ketiga pelaku pembunuhan anak perempuan dililit lakban di Lebak, Banten sempat merencanakan membunuh ibu korban. Sebab, ketiga pelaku, yaitu Saenah, Rahmi, dan Emi mengaku kesal dengan ibu korban.

Saenah dan Rahmi kesal karena terlilit utang pinjol ke ibu korban. Sedangkan Emi kesal karena anaknya sering dimarahi ibu korban.

"Jadi untuk perannya ini bahwa mereka sudah merencanakan ini 1 bulan sebelumnya dengan sasaran yang pertama itu saudara A (ibu korban) namun karena tidak terlaksana, di hari Minggu sebelum kejadian tanggal 17 itu juga sudah merencanakan untuk mengeksekusi si korban ini," kata Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Hardi Meidikson, Senin (23/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya, target pembunuhan berubah sehari sebelum eksekusi berjalan. Pembunuhan terhadap korban diawali dengan kedua pelaku, Saenah dan Emi bersembunyi di bekas kamar kontrakan yang tak jauh dari kamar korban.

"Jadi untuk pelaku SH dan EM itu sudah bersembunyi di situ untuk mengintai, ketika ibu korban keluar langsung disampaikan, itu sudah keluar kemudian anaknya itu diambil dibawa ke gudang itu," katanya.

Di gudang itu, korban dibunuh dengan wajah dililit lakban, dipukul menggunakan shockbreaker, hingga diduduki oleh Saenah dan Emi. Kedua eksekutor ini membunuh korban dalam sekejap.

"Pada saat sampai di gudang itu mulut korban ditutup pakai tangan, dibekap karena si korban ini melawan, digigit akhirnya ditutup menggunakan lakban di mulut. Di situ sudah dieksekusi dipukul menggunakan shockbreaker di belakang, setelah dipukul korban juga ditutup mukanya pakai bantal boneka kemudian didudukin," ujarnya.

Usai tak lagi bernapas, korban dimasukkan ke boks plastik. Rencana selanjutnya pun dilakukan, korban dimasukkan ke tas ransel untuk dibuang.

"Sampai akhirnya korban sudah tidak sadarkan diri, sempat dimasukkan ke kontainer, dimasukin dulu sementara kemudian setelah dimasukin ke kontainer dimasukin ke tas ransel," kata Hardi.

Pelaku Saenah kemudian menghubungi Rahmi bahwa eksekusi telah selesai. Rahmi mendatangi rumah kontrakan korban dan menghampiri ibu korban. Rahmi menyarankan agar ibu korban melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Cilegon.

"Setelah itu peran dari saudara RH ini ketika korban sudah meninggal dia dihubungi oleh saudara SH bahwa korban sudah meninggal. Setelah itu dia datang ke rumah kontrakan itu dia mengajak, mengarahkan orang tua korban untuk melaporkan ke Polres Cilegon," ujarnya.

Di tengah Rahmi mengantarkan ibu korban, kedua eksekutor keluar dengan membawa tas ransel berisi mayat anak perempuan tersebut. Keduanya berpisah, Saenah membawa korban dan Emi pulang ke Pandeglang.

"Setelah mengarahkan melaporkan ke sini barulah pelaku SH dan EM ini keluar, kemudian mereka mencar, untuk si EM langsung pulang ke Pandeglang, karena yang SH itu membawa korban pakai ransel itu untuk pergi," katanya.

Kedua pelaku sempat bersembunyi di bilangan Kramatwatu, Serang sambil mencari lokasi untuk membuang korban.

"Kemudian mereka bersembunyi di Kramatwatu sampai di tanggal 18 (September) itu mereka sudah keliling untuk mencari tempat pembuangan," tuturnya.

Ketiga pelaku ini kemudian bertemu di Pandeglang di kontrakan pelaku lainnya yakni Yayan dan Ujang. Di kontrakan itu, mereka bersepakat membuang jasad korban ke Cihara, Lebak.

"Akhirnya mereka bersama-sama menggunakan dua kendaraan bermotor ke arah Lebak untuk dibuang, sampainya di TKP untuk UH dan YH mengeluarkan korban dari dalam ransel dan dibuang di jembatan dekat pantai," kata dia.

(taa/taa)

Read Entire Article