Senangnya Warhana Siswa Disabilitas Bintara Polri: Kapolri Beri Kesempatan

3 hours ago 2

Jakarta -

Siswa Bintara Polri asal Kalimantan Timur (Kaltim), Warhana Nandyu, merasakan bahagia saat direkrut menjadi anggota polisi. Dia adalah disabilitas yang memiliki satu jari pada tangan kanannya, yaitu ibu jari.

"Tahun ini Bapak Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo) telah memberikan kesempatan untuk kami (penyandang disabilitas) bisa masuk dan ikut pendidikan seperti orang normal lainnya. Saya senang banget, sih," kata Warhana kepada wartawan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Lido, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (23/9/2024).

Warhana telah dua bulan mengikuti pendidikan pembentukan Bintara ini. Dia tahu Polri membuka rekrutmen jalur disabilitas dari sebuah grup WhatsApp (WA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dapat informasi hingga sampai di sini (pendidikan Bintara) dari sebuah grup WA, ada pengumuman untuk disabilitas masuk ke ranah polisi," jelas dia.

Siswa Bintara Polri asal Kalimantan Timur (Kaltim), Warhana Nandyu,Siswa Bintara Polri asal Kalimantan Timur (Kaltim), Warhana Nandyu (Foto: dok. Istimewa)

Dia menuturkan sempat merasa khawatir saat proses pendaftaran lantaran ternyata ada peserta jalur disabilitas lainnya yang mengikuti seleksi Bintara Polri. Namun, saat pengumuman hasil seleksi, dia satu-satunya yang terpilih.

"Saat pendaftaran saya juga agak khawatir karena ternyata banyak disabilitas yang mendaftar, ada 3 orang. Alhamdulillah saya memenuhi syarat disabilitas yang memiliki kompetensi dan keahlian, dan mandiri," cerita Warhana.

Dia tetap bisa mengikuti kegiatan fisik seperti siswa Bintara lainnya yang memiliki anggota tubuh lengkap. Hanya pull up yang tak dilakukannya, itu pun diganti dengan gerakan chinning.

"Alhamdulillah saya bisa ikutin dari push up, lari, pull up diganti dengan chinning. Renang alhamdulillah saya bisa ikutin sampai akhir, lalu yang terakhir shuttle run," terang dia.

Orang tua Warhana terharu ketika dia dinyatakan lolos pendidikan Bintara Polri. "Jadi Ayah dulu pernah daftar tes polisi, namun gagal. Orang tua dari dulu juga memang pengen anaknya jadi polisi," imbuh Warhana.

Warhana berharap para penyandang disabilitas merespons kebijakan inklusif Jenderal Sigit. Baginya, ini adalah suatu harapan baru yang harus masif disebarkan.

"Kadang ada yang belum tahu soal rekrutmen disabilitas. Jadi saya ditanya-tanyain terus kok bisa masuk ke sini. Saya jawab ada pembukaan (rekrutmen anggota Polri jalur disabilitas) tahun ini," pungkas dia.

Untuk diketahui Biro Pengendalian Personel Staf Sumber Daya Manusia (Rodalpers SSDM) Polri merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. Mereka terdiri atas 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki.

Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Dedi menuturkan Jenderal Sigit yakin penyandang disabilitas mampu melakukan pekerjaan kepolisian.

"Polri pada tahun 2023 sebenarnya sudah melakukan rekrutmen terhadap kelompok disabilitas tapi untuk golongan ASN atau pegawai negeri pada Polri (PNPP). Dari kelompok itu kita pekerjakan di dua polda yaitu Polda Jogja kemudian di Polda Sumatera Selatan. Dari situ berproses, Pak Kapolri tambah yakin, 'Saya minta (difabel menjadi) anggota Polri'," tutur Irjen Dedi sambil menirukan perintah Jenderal Sigit padanya kala itu.

(aik/azh)

Read Entire Article